Wilispost.com – Pernahkah Anda mengonsumsi umbi bit? Apakah setelahnya urin dan feses Anda berubah menjadi merah? Dan apakah itu berbahaya? Meski jarang terjadi, perubahan warna ini cukup mengejutkan bagi banyak orang. Padahal, fenomena ini sebenarnya adalah reaksi normal tubuh terhadap kandungan alami dalam bit, yang memengaruhi warna tinja dan urin. Jangan khawatir! Berikut penjelasannya.

Umbi bit adalah bahan pangan yang termasuk jenis umbi-umbian. Umbi bit memiliki warna merah keunguan yang disebabkan oleh pigmen betalain, yaitu gabungan dari pigmen betasianin (berwarna ungu) dan betaxanthin (berwarna kuning). Umbi bit kaya akan kandungan gizi seperti zat besi, vitamin C, fosfor, kalium, magnesium, asam folat, serat, karbohidrat, dan protein. Kandungan ini membuat umbi bit sering diolah menjadi minuman jus atau bahkan puding.

Namun, konsumsi umbi bit atau olahannya dapat menyebabkan urin menjadi merah dan feses berwarna gelap. Perubahan ini disebut beeturia, yang disebabkan oleh sifat pigmen betalain yang larut dalam air. Pada kebanyakan orang, pigmen betalain terurai di lambung dan usus halus. Namun, pada sebagian kecil orang, betalain tidak terurai dengan mudah, sehingga tetap melewati saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urin atau feses dalam bentuk warna merah muda hingga gelap. Fenomena ini tidak berbahaya dan biasanya berlangsung selama 48 jam. Beeturia bukanlah kondisi medis, melainkan reaksi tubuh terhadap konsumsi bit.

Faktor lain yang memengaruhi beeturia adalah kekurangan zat besi (Fe) atau sindrom malabsorpsi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin. Selain itu, rendahnya asam lambung juga berperan, karena tubuh sulit mencerna dan menyerap kandungan dari bit. Konsumsi bit bersama bayam atau rhubarb yang mengandung asam oksalat juga dapat meningkatkan risiko beeturia.

Di balik efek beeturia, pigmen betalain memiliki banyak manfaat. Betalain bersifat antioksidan, melawan radikal bebas, serta memiliki efek antiinflamasi yang melindungi sistem tubuh, termasuk kesehatan jantung. Sebuah penelitian di Yunani menunjukkan bahwa pemberian betalain pada hewan percobaan mampu menurunkan inflamasi hingga 20%. Betalain juga membantu mengatur oksidasi pada mitokondria, menurunkan kadar homosistein, dan mencegah inflamasi.

Jadi, meskipun urin atau feses Anda berubah warna setelah mengonsumsi bit, tidak perlu khawatir. Fenomena ini adalah reaksi tubuh yang normal, dan manfaat kesehatan dari bit jauh lebih besar dibandingkan perubahan warna sementara tersebut.

Daftar Pustaka

Apidianti, S., P., dan Yunita, M. 2020. Manfaat Serbuk Buah Bit (Beta Bulgaris) untuk Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Kediri: Chakra Brahmanda Lentera.

Dewita., dan Henniwati. 2020. Jus Bit Merah (Beta vulgaris L.) Bermanfaat Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Anemia. Jurnal Kebidanan, Vol. 6(2): 462-469.

Lestario, L., N. 2017. ANTOSIANIN: Sifat Kimia, Perannya dalam Kesehatan, dan Prospeknya sebagai Pewarna Makanan. Yogyakarta: UGM Press.

Lingga, L. 2010. Cerdas Memilih Sayuran. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Mega, E. 2023. Tips Seputar Kesehatan: Merawat Kesehatan Jantung. Yogyakarta: Cahaya Harapan.

Rohanah., Puspita, R., R., dan Wijaya, R., D. 2023. Khasiat Buah Naga dan Buah Bit. Yogyakarta: Selat Media Partners.

Smith, J., L., dan Egan, J., N. 2007. Sinyal-Sinyal Bahaya Tubuh Anda BODY SIGNS dari Ujung Rambut Hingga Ujung Kaki. Jakarta: Ufuk Press.

Kontributor: Rizka Ariyani  Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Share.