Wilispost.com – Di era sekarang, penggunaan pewarna pada makanan dan minuman semakin meluas. Warna dapat memberikan daya tarik pada produk, terutama bagi konsumen. Makanan dengan warna mencolok lebih disukai, terutama oleh anak-anak. Sayangnya, pewarna yang digunakan sering kali tidak memiliki kualitas baik atau nilai gizi yang cukup. Bahkan, banyak pewarna yang berbahaya karena berasal dari bahan non-food grade.
Indonesia memiliki berbagai tanaman yang berkhasiat sebagai pewarna alami, salah satunya adalah kunyit. Kunyit umumnya dikonsumsi oleh masyarakat Asia sebagai bumbu dapur, jamu, obat, atau produk kecantikan. Kunyit memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, di antaranya sebagai antioksidan, antiinflamasi, antitumor, antimikroba, pencegah kanker, serta menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, dan berfungsi sebagai pembersih darah. Kunyit menghasilkan warna kuning yang berasal dari pigmen kurkuminoid, yaitu curcumin.
Kurkumin adalah zat warna kristal kuning-oranye yang terkandung dalam kunyit, sering digunakan sebagai pewarna alami. Selain sebagai pewarna makanan, kurkumin juga memiliki banyak potensi di bidang pengobatan. Kurkumin bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi radang dengan efek antiinflamasi yang kuat, meredakan mual dengan mengurangi tekanan pada perut, mengatasi perut kembung dengan mengurangi gas, mengurangi nyeri haid dengan menurunkan produksi prostaglandin, serta mengatasi alergi dan mengurangi rasa gatal. Selain itu, kurkumin juga dapat meredakan peradangan usus dan melawan infeksi dalam tubuh.
Sebagai antibakteri, kurkuminoid dapat menghambat aktivitas 8 jenis bakteri, yaitu Streptococcus agalactiae, Staphylococcus intermedius, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Aeromonas hydrophila, Bacillus subtilis, Bacillus cereus, dan Escherichia coli (Ed. Tarda). Sebagai antivirus, kurkumin dapat menghambat berbagai virus, termasuk virus parainfluenza tipe 3 (PIV-3), Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV), virus stomatitis vesikular (VSV), virus herpes simplex (HSV), Feline Herpesvirus (FHV), dan virus RSV, yang telah diuji dan terbukti bahwa kurkumin memiliki biokonjugasi terhadap virus patogen serta sifat antivirus yang kuat. Sebagai antioksidan, kurkumin menghambat peroksidasi lipid dalam berbagai studi model hewan. Sebagai antimalaria, kurkumin menunjukkan efek menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum secara signifikan.
Referensi:
Febriawan, R. (2020). Manfaat Senyawa Kurkumin dalam Kunyit pada Pasien Diare. Vol. 2(1): 255-260.
Kementerian Kesehatan. (2022). Si Kuning Kunyit Kaya Manfaat [Diakses pada 26 November 2024].
Kontributor: Kayla Diniyyatul Aghnia, Mahasiswa, Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa