Wilispost.com – Warna…
Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar kata tersebut? Apakah kamu dapat mendeskripsikan artinya?
Ya, warna adalah kesan yang kita dapatkan ketika melihat sesuatu. Menurut KBBI, warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Warna memiliki fungsi untuk memberikan reaksi yang berbeda pada otak. Misalnya, warna biru sering diasosiasikan dengan ketenangan, warna putih dengan kebersihan dan kebebasan, serta warna oranye memberikan kesan semangat.
Menurut Kahfi (2021), warna dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Warna aditif: Berasal dari cahaya.
2. Warna subtraktif: Berasal dari bahan yang disebut pigmen.
Gunawan (2012) menjelaskan bahwa warna pigmen adalah warna yang sudah terdapat pada fisik suatu benda. Pigmentasi pada benda tidak menghasilkan cahaya melainkan bergantung pada sumber cahaya di sekitarnya agar terlihat oleh mata.
Namun, tahukah kamu bahwa hampir tidak ada pigmen di alam yang menghasilkan warna biru? Hal ini disebabkan oleh struktur kimia yang sulit ditemukan (Mulachelah, 2019). Warna biru di alam biasanya merupakan hasil kombinasi berbagai pigmen. Salah satu pigmen yang dapat menghasilkan warna biru alami adalah fikosianin, yang termasuk dalam kelompok fikobiliprotein. Fikosianin memiliki sifat polar, berasosiasi dengan protein, dan menghasilkan warna biru cerah (Ridlo et al., 2015). Pigmen ini banyak ditemukan pada sianobakteri atau mikroalga, alga merah, dan rumput laut merah.
Bagaimana Fikosianin Menghasilkan Warna Biru Cerah?
Jawabannya terletak pada struktur kimianya. Fikosianin memiliki rumus molekul C33H40N4O6 dan berat molekul 587 kDa, dengan puncak serapan maksimum pada 620 nm (Zheng et al., 2013).
Molekul ini terdiri dari rangkaian tetrapyrroles terbuka yang mampu menangkap radikal oksigen (Anggraini, 2020). Struktur kimia dari chromophore pada fikosianin, yaitu tetrapyrroles terbuka, mirip dengan bilirubin. Pigmen ini menghasilkan warna biru karena struktur uniknya yang menangkap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Serapan maksimum pada 620 nm memungkinkan fikosianin menyerap cahaya merah dan memantulkan warna biru.
Kegunaan dan Kelebihan Fikosianin
Fikosianin tidak hanya menghasilkan warna biru alami yang langka, tetapi juga memiliki berbagai manfaat:
1. Sebagai pewarna alami: Pigmen ini sering digunakan dalam makanan seperti permen karet, es krim, minuman ringan, produk susu, dan wasabi (Rahmawati et al., 2017).
2. Dalam kosmetik: Digunakan dalam produk seperti lipstik dan eyeliner (Spolaore et al., 2006).
3. Kesehatan:
- Prekursor hemoglobin.
- Meningkatkan kekebalan tubuh.
- Berfungsi sebagai antikanker, antioksidan, antiradang, dan neuroprotektor (Suparmi & Sahri, 2009).
- Menghambat pertumbuhan sel leukemia (Liu et al., 1991).
Fikosianin, yang bersumber dari mikroalga, memiliki keunggulan karena siklus hidupnya pendek, dapat dikultivasi di tempat kecil, dan kultur yang mudah dimodifikasi (Carfagna et al., 2017). Sebagai antioksidan alami dari kelompok fikobiliprotein, pigmen ini menunjukkan potensi besar untuk berbagai aplikasi di masa depan.
Referensi:
Anggraini, D. (2020). Modifikasi kondisi kultur dengan Penambahan glukosa pada Media untuk Peningkatan biomassa galdieria sp sebagai bahan baku pigmen Alami. UIN Jakarta.
Carfagna, S., Salbitani, G., Bottone, C., & Vona, V. (2016). Galdieria sulphuraria as a Possible Source of Food Colorant. Journal of Nutritional Ecology and Food Research, 3: 67-70.
Gunawan, A. P. (2012). Peranan warna dalam karya fotografi. Humaniora, 3(2): 540-548.
Hamid, A.A., et al. (2010). Antioxidant: its Medical and Pharmacological Applications. African Journal of Pure and Applied Chemistry, 4(8): 142-151.
Kahfi, A. Y. (2021). Teori Warna. Jakarta: UPN Veteran Jakarta.
Liu, L. C., Guo, B. J., & Ruan, J. S. (1991). Antitumour Activity of Polysaccharides Extracted from Spirulina. Oceanogr., 5: 33-37.
Mulachelah, N. A. (2019). Pengamatan Structural Coloration yang Menghasilkan Warna Biru Iridescence pada Bulu Ekor Merak Jawa. Universitas Brawijaya.
Rahmawati, S. I., et al. (2017). Ekstraksi fikosianin dari Spirulina plantesis sebagai biopigmen dan antioksidan. Jurnal Pertanian, 8(1): 36-45.
Ridlo, A., et al. (2016). Aktivitas Antioksidan Fikosianin Dari Spirulina Sp. Jurnal Kelautan Tropis, 18(2): 58-63.
Spolaore, P., et al. (2006). Commercial Application of Microalgae. Journal of Bioscience and Bioengineering, 101(2): 87-96.
Suparmi, & Sahri, A. (2009). Mengenal Potensi Rumput Laut: Kajian Pemanfaatan Sumber Daya.
Kontributor: Tegar, Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa