Wilispost.com – Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam sering dipersepsikan sebagai layanan kesehatan yang selalu siap menangani pasien kapan saja, terutama dalam keadaan darurat. Namun, apakah kenyataannya selalu demikian?

Secara umum, UGD memang dirancang untuk beroperasi 24 jam penuh tanpa henti. Artinya, fasilitas medis, dokter, dan perawat seharusnya siap siaga kapan saja.

Sebagai contoh, dua hari yang lalu saya mengalami situasi darurat. Ayah saya membutuhkan penanganan medis segera sekitar pukul 2 dini hari. Namun, ketika sampai di UGD, saya tidak menemukan dokter atau perawat yang berjaga. Saya sudah berkeliling mencari petugas medis, tetapi tidak ada seorang pun yang hadir. Ternyata, bukan hanya saya yang menghadapi situasi ini—banyak pasien lain juga tidak mendapatkan pelayanan saat waktu darurat.

Ada beberapa alasan yang membuat layanan UGD terkadang tidak optimal, di antaranya:

1. Keterbatasan Tenaga Medis

Beberapa rumah sakit atau klinik dengan label “UGD 24 jam” sering menghadapi kekurangan tenaga medis, terutama pada malam hari. Dokter yang bertugas biasanya terbatas pada dokter umum, sehingga penanganan kasus tertentu membutuhkan waktu lebih lama. Tidak jarang pula ditemukan perawat yang tertidur pulas di waktu jaga malam.

2. Alat Medis Tidak Lengkap

Tidak semua UGD memiliki fasilitas lengkap untuk menangani semua jenis kondisi darurat. Jika alat atau obat tertentu tidak tersedia, pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih besar. Hal ini tentu memakan waktu yang berharga, terutama dalam situasi kritis.

3. Antrian Pasien

Di daerah dengan populasi padat, kepadatan pasien sering membuat pelayanan UGD terhambat. Pasien, bahkan yang berada dalam kondisi darurat ringan, harus menunggu lama. Saya sendiri pernah mengalami antrian hingga satu hari penuh karena banyaknya pasien dengan berbagai keluhan, baik ringan maupun berat.

Peningkatan yang Dibutuhkan

Agar UGD benar-benar siap 24 jam, rumah sakit perlu meningkatkan kualitas layanan dengan cara:

  • Menambah jumlah tenaga medis yang bertugas, terutama di malam hari.
  • Memastikan ketersediaan alat kesehatan yang memadai.
  • Mengedukasi masyarakat untuk menggunakan layanan UGD hanya untuk kasus-kasus darurat guna mengurangi beban pelayanan.

Kesimpulan

Meskipun UGD 24 jam adalah layanan yang ideal, kenyataannya masih banyak tantangan yang harus diatasi agar memenuhi harapan masyarakat. Sebagai tempat yang harus selalu siaga, UGD perlu memastikan pelayanan optimal kapan pun—pagi, siang, maupun malam—karena keadaan darurat tidak mengenal waktu.

Share.