Wilispost.com – Kali ini saya datang dengan membawa judul, “Di Balik Papan Ada Topeng Berujung SDM Rendah.”
Belakangan ini, baik di media sosial maupun di realitas sehari-hari, banyak pembahasan tentang kekayaan dan kemiskinan.
Terkadang, saya merasa heran:
Mengapa ketika ada video yang berisi konten tidak wajar, orang-orang selalu mengaitkannya dengan kemiskinan?
Baca Juga:
Seperti komentar berikut:
“Maklum, enggak dididik, mungkin enggak punya uang orang tuanya!”
“Maklum, lagi cari uang!”
“Ya, begitulah kalau orang lagi pengen kaya cepat.”
Di mata kalian, apakah orang miskin sekotor itu? Sehina itukah mereka?
Mengapa tidak ada yang membahas bahwa miskin itu bisa berarti sederhana, atau bahwa miskin itu tidak selalu buruk?
Mari kita bahas lebih dalam, satu per satu.
1. “Maklum, enggak dididik, mungkin enggak punya uang orang tuanya.”
Kalimat ini memang mengandung fakta, tetapi terasa menyakitkan.
Memang, ada orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anak karena terbatasnya penghasilan.
Namun, apakah pantas hal seperti ini ditulis di kolom komentar? Apakah itu bentuk pengingat atau justru penghinaan?
Kalimat seperti ini menegaskan seolah-olah miskin sama dengan tidak terdidik.
2. “Maklum, lagi cari uang!”
Apa maksudnya?
Orang kaya juga cari uang.
Tetapi mengapa ketika orang miskin cari uang, itu menjadi hal yang dianggap aneh?
Apakah mereka tidak boleh berusaha?
3. “Ya, begitulah kalau orang lagi pengen kaya cepat.”
Siapa sih yang tidak mau cepat kaya?
Orang miskin pasti ingin kaya, bahkan orang kaya pun bekerja agar lebih kaya.
Mengapa keinginan untuk kaya menjadi kesalahan ketika dilakukan oleh orang miskin?
Fenomena SDM Rendah
Masalahnya bukan hanya pada kemiskinan, tetapi juga pada pola pikir masyarakat—termasuk netizen Indonesia.
Sering kali, komentar mereka mencerminkan kualitas SDM yang rendah.
Apa itu SDM rendah?
SDM rendah adalah singkatan dari Sumber Daya Manusia rendah, yang mengacu pada kualitas atau kapasitas individu dalam kelompok, organisasi, atau negara yang dianggap tidak optimal. Hal ini mencakup aspek pendidikan, keterampilan, produktivitas, kreativitas, hingga nilai-nilai kerja.
Penyebab SDM Rendah
Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas SDM, di antaranya:
1. Pendidikan yang kurang memadai
Kurangnya akses pendidikan formal atau pelatihan keterampilan membuat seseorang sulit berkembang.
2. Kemiskinan
Membatasi peluang untuk mengembangkan kemampuan karena keterbatasan dana untuk pendidikan atau pelatihan.
3. Minimnya pelatihan dan pengembangan
Rendahnya investasi dalam pengembangan keterampilan, baik oleh individu maupun organisasi, memperburuk kondisi.
4. Infrastruktur dan teknologi terbatas
Keterbatasan alat atau fasilitas modern menghambat pembelajaran dan produktivitas.
5. Masalah kesehatan
Malnutrisi dan kurangnya akses layanan kesehatan memengaruhi kinerja individu.
6. Kurangnya motivasi dan budaya kerja
Nilai kerja yang lemah dapat mengurangi semangat dan produktivitas.
Kesimpulan
SDM rendah tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan. Ada banyak faktor yang memengaruhi kualitas SDM.
Jadi, jangan selalu mengaitkan kemiskinan dengan sesuatu yang hina atau buruk. Banyak orang sukses yang lahir dari kemiskinan, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya.
Catatan:
Raihlah cita-citamu setinggi mungkin, karena batasan hanya ada di pikiranmu. Jaga sikap, sopan santun, dan selalu bijak dalam bertindak maupun berkomentar.