Close Menu
Wilispost.com
  • Home
  • Baca Cepat
  • Login
Facebook X (Twitter) Instagram
Wilispost.com
  • Home
  • Baca Cepat
  • Login
Wilispost.com
Beranda » Di Balik Papan Ada Topeng Berujung SDM Rendah
Opini

Di Balik Papan Ada Topeng Berujung SDM Rendah

Siti Nur AzizahBy Siti Nur AzizahKamis, 5 Desember 2024 16:48 WIBUpdated:Kamis, 5 Desember 2024 16:52 WIB3 Mins Read
Facebook Twitter WhatsApp Copy Link
Ilustrasi (Paxels.com)
Share
Facebook Twitter WhatsApp Copy Link

Wilispost.com – Kali ini saya datang dengan membawa judul, “Di Balik Papan Ada Topeng Berujung SDM Rendah.”

Belakangan ini, baik di media sosial maupun di realitas sehari-hari, banyak pembahasan tentang kekayaan dan kemiskinan.

Terkadang, saya merasa heran:
Mengapa ketika ada video yang berisi konten tidak wajar, orang-orang selalu mengaitkannya dengan kemiskinan?

📌

Baca Juga:

Bullying Merusak Masa Depan: Kenali Penyebab dan Dampaknya
Bullying Merusak Masa Depan: Kenali Penyebab dan Dampaknya
Opini 30 Nov 2024
Menuju Indonesia Emas 2045: Pendidikan sebagai Kunci Utama Penguatan SDM Berkualitas
Menuju Indonesia Emas 2045: Pendidikan sebagai Kunci Utama Penguatan SDM Berkualitas
Opini 18 Feb 2025
Pentingnya Tindakan Preventif dalam Mengatasi Fenomena Bencana Alam di Banten
Pentingnya Tindakan Preventif dalam Mengatasi Fenomena Bencana Alam di Banten
Opini 14 Des 2024

Seperti komentar berikut:

“Maklum, enggak dididik, mungkin enggak punya uang orang tuanya!”

“Maklum, lagi cari uang!”

“Ya, begitulah kalau orang lagi pengen kaya cepat.”

Di mata kalian, apakah orang miskin sekotor itu? Sehina itukah mereka?
Mengapa tidak ada yang membahas bahwa miskin itu bisa berarti sederhana, atau bahwa miskin itu tidak selalu buruk?

Mari kita bahas lebih dalam, satu per satu.

1. “Maklum, enggak dididik, mungkin enggak punya uang orang tuanya.”

Kalimat ini memang mengandung fakta, tetapi terasa menyakitkan.
Memang, ada orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anak karena terbatasnya penghasilan.
Namun, apakah pantas hal seperti ini ditulis di kolom komentar? Apakah itu bentuk pengingat atau justru penghinaan?
Kalimat seperti ini menegaskan seolah-olah miskin sama dengan tidak terdidik.

2. “Maklum, lagi cari uang!”

Apa maksudnya?
Orang kaya juga cari uang.
Tetapi mengapa ketika orang miskin cari uang, itu menjadi hal yang dianggap aneh?
Apakah mereka tidak boleh berusaha?

3. “Ya, begitulah kalau orang lagi pengen kaya cepat.”

Siapa sih yang tidak mau cepat kaya?
Orang miskin pasti ingin kaya, bahkan orang kaya pun bekerja agar lebih kaya.
Mengapa keinginan untuk kaya menjadi kesalahan ketika dilakukan oleh orang miskin?

Fenomena SDM Rendah

Masalahnya bukan hanya pada kemiskinan, tetapi juga pada pola pikir masyarakat—termasuk netizen Indonesia.
Sering kali, komentar mereka mencerminkan kualitas SDM yang rendah.
Apa itu SDM rendah?

SDM rendah adalah singkatan dari Sumber Daya Manusia rendah, yang mengacu pada kualitas atau kapasitas individu dalam kelompok, organisasi, atau negara yang dianggap tidak optimal. Hal ini mencakup aspek pendidikan, keterampilan, produktivitas, kreativitas, hingga nilai-nilai kerja.

Penyebab SDM Rendah

Ada banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas SDM, di antaranya:

1. Pendidikan yang kurang memadai
Kurangnya akses pendidikan formal atau pelatihan keterampilan membuat seseorang sulit berkembang.

2. Kemiskinan
Membatasi peluang untuk mengembangkan kemampuan karena keterbatasan dana untuk pendidikan atau pelatihan.

3. Minimnya pelatihan dan pengembangan
Rendahnya investasi dalam pengembangan keterampilan, baik oleh individu maupun organisasi, memperburuk kondisi.

4. Infrastruktur dan teknologi terbatas
Keterbatasan alat atau fasilitas modern menghambat pembelajaran dan produktivitas.

5. Masalah kesehatan
Malnutrisi dan kurangnya akses layanan kesehatan memengaruhi kinerja individu.

6. Kurangnya motivasi dan budaya kerja
Nilai kerja yang lemah dapat mengurangi semangat dan produktivitas.

Kesimpulan

SDM rendah tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan. Ada banyak faktor yang memengaruhi kualitas SDM.
Jadi, jangan selalu mengaitkan kemiskinan dengan sesuatu yang hina atau buruk. Banyak orang sukses yang lahir dari kemiskinan, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya.

Catatan:
Raihlah cita-citamu setinggi mungkin, karena batasan hanya ada di pikiranmu. Jaga sikap, sopan santun, dan selalu bijak dalam bertindak maupun berkomentar.

Berita Terkait

Kabag TU Kanwil Kemenag Banten, Iwan Falahudin, Ikuti Langsung Kegiatan Rukyatul Hilal Penentuan 1 Syawal 1446 H

Kabag TU Kanwil Kemenag Banten, Iwan Falahudin, Ikuti Langsung Kegiatan Rukyatul Hilal Penentuan 1 Syawal 1446 H

30 Mar 2025 1 menit baca
5 Destinasi Wisata Hits di Pati, Jawa Tengah

5 Destinasi Wisata Hits di Pati, Jawa Tengah

15 Des 2024 7 menit baca
Pemdes Sindangheula Gelar Gebyar Ramadhan dengan Berbagai Lomba Islami

Pemdes Sindangheula Gelar Gebyar Ramadhan dengan Berbagai Lomba Islami

13 Mar 2025 1 menit baca
akses pendidikan budaya kerja Empati fenomena netizen kemajuan teknologi kemiskinan komentar netizen kritik sosial kualitas manusia malnutrisi masalah sosial media sosial motivasi kerja Pendidikan pengembangan SDM pola pikir SDM rendah stigma miskin stigma sosial tantangan digital
Share. Facebook Twitter WhatsApp Copy Link
Previous ArticleHikmah dan Pelajaran Berharga dari Kisah Penjual Es
Next Article Pemkab Serang Raih Penghargaan Kepatuhan Pelayanan Publik 2024 dari Ombudsman RI
Siti Nur Azizah

Related Posts

Opini

Pjs Kades Dinilai Gagal Jalankan Tugas, Tokoh Pemuda Pandeglang Desak Pemkab Segera Bertindak

By AdminSenin, 28 April 2025 13:08 WIB
Opini

Kekayaan Elon Musk Tak Bisa Menandingi Keutamaan Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

By NawahiSenin, 17 Maret 2025 05:01 WIB
Regional

Andra Soni Tinjau Jalan Rusak di Desa Cimoyan, Siapkan Solusi Infrastruktur

By AdminKamis, 6 Maret 2025 20:54 WIB
Regional

Teknologi Digital Dorong Inovasi dalam Pendidikan Dasar

By AdminSelasa, 4 Maret 2025 15:43 WIB
Opini

K.H. Yusuf Prianadi Soroti Kontroversi PSN PIK 2: Utamakan Tabayyun dan Kepentingan Rakyat

By AdminRabu, 26 Februari 2025 14:29 WIB
Opini

Menuju Indonesia Emas 2045: Pendidikan sebagai Kunci Utama Penguatan SDM Berkualitas

By AdminSelasa, 18 Februari 2025 19:01 WIB
New Comments

    A Group Member of Kagemi.id

    Facebook X (Twitter) Instagram

    Kanal

    • Hak Koreksi & Hak Jawab
    • Peta Situs
    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • Info Iklan
    • Kontak
    • Karir
    • Disclaimer
    • Kebijakan Privasi
    • Kebijakan Editorial

    Trending

    Jaksa Sita Uang Rp11,8 Triliun dalam Kasus Korupsi CPO

    HMI MPO Komisariat UIN SMH Banten Sukses Menyelenggarakn LK 1 Tiga Kali dalam 1 Periode

    Urgensi Dilakukan Analisis Pangan

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    • Daftar Akun
    • Login
    • Kebijakan Privasi
    • Syarat Penggunaan
    • Aksesibilitas

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.