Karya: Mershyn
Di tiap helai napas yang tersusun rapi,
terselip gemeretak sunyi,
retakan halus yang tak bersuara.
Aku berjalan, tak goyah di mata dunia,
namun di bawah pijakanku, tanah rapuh menggeliat,
seperti bisikan yang tak pernah diundang,
mengikis fondasi jiwa yang diam-diam retak.
Paras tersusun seindah perjamuan malam,
menyembunyikan hampa yang menguap di sela jeda,
di mana letih menari tanpa jeda,
namun langkah tetap tegap,
seolah angin tak pernah berhembus.
Bagaimana bisa aku bicara tentang badai,
bila yang terlihat hanyalah laut yang diam?
Namun di dasar, gelombang memutar tanpa belas,
menarikku ke pusaran rasa yang tak pernah terungkap.