Wilispost.com – Saffron (Crocus sativus L.) atau kuma-kuma adalah tanaman rempah-rempahan yang dikenal sebagai rempah paling mahal di dunia. Harganya yang fantastis disebabkan oleh proses pemanenan yang memerlukan tenaga kerja intensif sehingga biaya produksinya tinggi. Meskipun mahal, permintaan akan saffron tetap tinggi, tetapi ketersediaannya yang terbatas membuat harganya terus melambung.
Dijuluki sebagai “Emas Merah”
Setiap bunga saffron memiliki tiga kepala putik, yang diambil untuk dijadikan rempah. Saffron berasal dari bunga Crocus sativus dengan warna merah pekat dan bentuk menyerupai benang halus yang tipis. Di Iran, saffron dijuluki sebagai “Emas Merah”.
Pigmen crocin dan crocetin dalam saffron memberi warna merah khas pada rempah ini. Selain sebagai pewarna alami, kedua senyawa ini memiliki banyak manfaat kesehatan. Menurut Healthline, crocin dan crocetin adalah antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas dalam tubuh.
Baca Juga:
Penangkal Radikal Bebas

Sumber: iStockphoto
Radikal bebas adalah molekul reaktif yang dapat menyebabkan kerusakan sel melalui proses oksidasi. Molekul ini dapat berasal dari metabolisme tubuh, polusi udara, radiasi, asap rokok, dan bahan kimia berbahaya.
Tubuh memiliki mekanisme alami untuk menangkal radikal bebas melalui antioksidan, seperti vitamin C, vitamin E, dan enzim superoksida dismutase. Saffron mengandung antioksidan berupa senyawa fenolik dan karotenoid.
Crocin, salah satu senyawa dalam saffron, termasuk golongan karotenoid yang berfungsi sebagai prekursor vitamin A, penting untuk kesehatan mata, sistem imun, dan kulit.
Penelitian oleh Afifah dan Hasanah (2020) menunjukkan bahwa saffron telah digunakan dalam pengobatan lebih dari 90 jenis penyakit selama lebih dari 4.000 tahun.
Senyawa Bioaktif
Senyawa bioaktif adalah komponen kimia dalam makanan atau tanaman yang memiliki efek biologis pada tubuh. Meski bukan nutrisi esensial, senyawa ini dapat memengaruhi kesehatan secara signifikan.
Menurut Supriatna et al. (2023), crocin dan crocetin dalam saffron melindungi kulit dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas, yang dapat menyebabkan penuaan dini dan berbagai masalah kulit.
Selain itu, crocetin mampu menghambat pertumbuhan sel kanker, menjadikannya salah satu komponen penting dalam pencegahan penyakit kronis.
Antidepresan

Sumber: iStockphoto
Mengutip penelitian Siregar (2021), crocin dan crocetin memiliki aktivitas antidepresan. Dalam pengobatan tradisional Persia, saffron digunakan untuk mengatasi depresi. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak saffron dengan dosis 30 mg/hari memiliki efektivitas setara dengan imipramine 100 mg/hari dalam pengobatan depresi ringan hingga sedang.
Konsumsi dan Manfaat Lainnya
Saffron memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, menjadikannya rempah istimewa dibandingkan lainnya. Dilansir dari Halodoc, saffron dapat dikonsumsi sebagai hidangan penutup dengan rasa mirip vanila atau sebagai teh herbal.
Untuk memperoleh manfaat optimal, penting untuk memilih saffron berkualitas tinggi dan mengonsumsinya secara tepat. Dengan pola konsumsi yang baik, manfaat kesehatan dari saffron dapat dirasakan secara maksimal.
Penulis:
Nuril Mauludiyah, Mahasiswi Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Sumber Rujukan:
Afifah, M. N., & Hasanah, A. N. (2020). Saffron (Crocus sativus L): Kandungan dan Aktivitas Farmakologinya. Majalah Farmasetika, 5(3), 116-123.
Siregar, K. A. N. (2021). Penggunaan Saffron Sebagai Antidepresan. Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences, 2(1), 7-14.
Supriatna, A., Cahyani, B. R., Yanti, D., Afrida, D., & Anzaini, F. D. (2023). Uji Efektivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Saffron (Crocus Sativus L.) Dengan Metode DPPH Pada Sediaan Face Mist. INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, 3(2), 13348-13356.