Tangerang โ UPTD Puskesmas Balaraja terus berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai strategi inovatif. Kepala Puskesmas Balaraja, dr. Hj. Ai Siti Zakiyah, menegaskan bahwa program pengentasan stunting digalakkan demi menciptakan generasi berkualitas sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.
Menurut dr. Ai, intervensi yang dilakukan tidak hanya terfokus pada ibu hamil dan balita, tetapi juga menyasar remaja putri dengan pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia. “Langkah ini penting karena anemia pada remaja putri berpotensi memengaruhi kesehatan kehamilan di masa depan, yang bisa berdampak pada stunting,” ujarnya, Senin (03/03/2025).
Hingga kini, sebanyak 4.825 pelajar putri di wilayah kerja Puskesmas Balaraja, baik tingkat SMP maupun SMA, telah menerima tablet tambah darah. Program ini dikombinasikan dengan inisiatif Garasi Gemilang dari Dinas Kesehatan, yang terbukti efektif menekan angka anemia remaja putri dari 508 kasus di 2023 menjadi 156 kasus pada 2024.
Baca Juga:
Tak hanya itu, Puskesmas Balaraja juga menjalankan layanan Catin Kasep (Calon Pengantin Kondisi Sehat Prima) setiap Senin hingga Sabtu. Pada 2024, program ini telah melayani 905 pasangan, memberikan pemeriksaan kesehatan, vaksinasi tetanus bagi calon pengantin perempuan, serta suplemen tambah darah jika ditemukan indikasi anemia. Setiap peserta yang lolos pemeriksaan akan mendapatkan sertifikat Catin sebagai bukti kelayakan kesehatan sebelum menikah.
Dalam upaya menekan angka stunting, Puskesmas Balaraja berkolaborasi dengan PT Adis Dimension Footwear melalui program Badut Gemas (Balita di Bawah Dua Tahun Masa Emas). Program ini mencakup pemberian makanan tambahan (PMT), pemeriksaan kesehatan, serta edukasi kepada ibu-ibu dengan balita stunting. “Perubahan perilaku ibu dalam memberikan asupan gizi yang lebih baik setelah mengikuti program ini menjadi indikasi keberhasilan yang kami harapkan,” kata dr. Ai.
Berdasarkan data, jumlah balita stunting di wilayah Puskesmas Balaraja sempat meningkat dari 67 kasus pada 2023 menjadi 133 kasus pada 2024, seiring dengan program Gebrak Posyandu, yang mewajibkan ibu membawa balitanya untuk ditimbang dan diukur pertumbuhannya. Namun, berkat berbagai intervensi, jumlah balita stunting berhasil ditekan menjadi 100 kasus per Januari 2025.
Untuk tahun ini, Puskesmas Balaraja meluncurkan program Keping Emas (Kader Pendamping Masa Emas), yang akan mendampingi ibu hamil berisiko stunting hingga melahirkan, serta memastikan bayi yang lahir mendapatkan perawatan hingga pertumbuhannya normal.
Dr. Ai berharap upaya yang telah dijalankan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan balita secara rutin di Puskesmas maupun Posyandu. “Dengan rutin memantau tumbuh kembang anak, kita dapat mencegah stunting lebih awal dan menciptakan generasi yang lebih sehat serta berkualitas,” pungkasnya. (her)