Lebak – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Lebak menyosialisasikan program inovasi “Jum’at SERIUS” melalui lokakarya peningkatan kolaborasi pentahelix. Kegiatan ini dilaksanakan di Horison Rahaya Resort Kabupaten Lebak pada Jumat, 22 November 2024, dengan melibatkan berbagai unsur terkait.
Lokakarya ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara lima elemen pentahelix, yaitu pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media. Selain itu, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama sebagai bentuk komitmen untuk mendukung percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Lebak.
Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lebak, Budi Santoso, AP, M.Si, dalam sambutannya menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif untuk menangani masalah stunting. Ia mengungkapkan bahwa terdapat 3.862 balita di Kabupaten Lebak yang berisiko stunting.
Baca Juga:
“Pendekatan kolaboratif ini akan memperkuat sinergi dan membangun komitmen bersama. Saya ingin mengajak semua stakeholder pentahelix—pemerintah, NGO, kader, media, dan pengusaha—untuk bersama-sama menangani masalah ini,” ungkap Budi.
Budi menambahkan, program Jum’at SERIUS diharapkan dapat menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan kuat di masa depan. “Dengan Jum’at SERIUS, saya yakin kita bisa mewujudkannya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Dalduk DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk mencegah munculnya angka stunting baru di Kabupaten Lebak. Menurut data Verval PPK24 Semester 1, terdapat 48.430 keluarga risiko stunting (KRS), 6.074 ibu hamil, 22.226 baduta, dan 52.878 balita dengan prevalensi stunting sebesar 35,5% (SKI 2023). Sementara berdasarkan data e-PPGBM ISPS 2024, dari 109.575 anak yang telah diukur, tercatat 4.099 anak (3,74%) mengalami stunting, dan terdapat 36.221 anak (33,06%) yang mengalami gizi buruk.
“Program Jum’at SERIUS adalah inovasi yang kami adopsi dari program pusat yang sebelumnya tidak berjalan maksimal di wilayah kami. Dengan nominal serendah Rp 1.000, program ini berhasil melibatkan banyak pihak untuk membantu anak-anak yang berisiko stunting,” ujar Tuti.
Hingga akhir Oktober 2024, program Jum’at SERIUS berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 130.838.300. Dari total tersebut, realisasi distribusi untuk enam bulan ke depan telah mencapai Rp 37.404.000, dengan sisa pendistribusian terjadwal sebesar Rp 18.108.000. Saldo yang masih tersisa di BAZNAS adalah Rp 53.588.300, yang saat ini sedang dalam proses verifikasi sasaran penerima manfaat di tingkat lapangan untuk 13 sasaran di 6 kecamatan.
“Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa kontribusi masyarakat, sekecil apa pun, dapat memberikan dampak besar bagi generasi masa depan. Semua pihak yang hadir di acara ini memiliki peran penting untuk menyukseskan program Jum’at SERIUS,” tutup Tuti.
Lokakarya ini diharapkan menjadi langkah awal yang strategis dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Lebak, sekaligus menciptakan sinergi yang berkelanjutan antara semua pihak yang terlibat. (mar/red)