Serang – Pada hari Jumat, 21 Februari 2025, pukul 10.00 WIB, K.H. Yusuf Prianadi memberikan pernyataan terkait berbagai isu yang berkembang di masyarakat dalam sebuah wawancara di Pondok Pesantren TQN Al-Mubarok, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
K.H. Yusuf Prianadi mengungkapkan bahwa dirinya merupakan anggota organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) serta Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai ulama NU, ia menegaskan pentingnya sikap tabayyun dalam menghadapi berbagai polemik di masyarakat.
“Apabila terjadi polemik atau isu di masyarakat, kewajiban saya sebagai ulama NU adalah tabayyun kepada para pejabat tinggi pemerintahan serta pihak yang mengkritik kebijakan. Hal ini penting untuk membandingkan data secara menyeluruh, menganalisisnya, serta menghasilkan kesimpulan yang dapat menjadi dasar dalam menentukan sikap,” jelasnya.
Terkait dengan polemik Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK 2, K.H. Yusuf Prianadi menyatakan bahwa dirinya mendukung pergerakan masyarakat yang menolak proyek tersebut jika lebih banyak menimbulkan kemudaratan, kerugian, dan dampak negatif.
“Namun, jika proyek PSN PIK 2 lebih banyak mendatangkan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat, maka saya sangat setuju agar proyek ini tetap dilanjutkan,” tegasnya.
Meski demikian, beliau mengakui bahwa dirinya belum mengetahui secara pasti permasalahan yang terjadi dalam proyek PSN PIK 2.
“Saya belum memiliki informasi yang akurat. Namun, dari berita yang beredar di media sosial dan masyarakat, disebutkan bahwa tanah dijual seharga Rp50.000 per meter dan terdapat intimidasi dari perantara pembeli (calo). Menurut saya, pihak pengembang sebenarnya mampu membayar lebih mahal, tetapi keberadaan calo justru merugikan masyarakat dan menjadi pemicu polemik ini,” ungkapnya.
Saat ini, K.H. Yusuf Prianadi belum bergabung dalam aksi penolakan PIK 2 karena masih melakukan observasi lapangan dan pengumpulan data yang lebih akurat.
Di akhir wawancara, beliau berpesan kepada masyarakat Banten agar lebih berhati-hati dalam melakukan pergerakan untuk mempertahankan hak mereka.
“Saya mengingatkan masyarakat Banten agar lebih berhati-hati dalam melakukan pergerakan. Jangan sampai situasi ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan pribadi, baik untuk mencari panggung maupun keuntungan. Terutama kelompok intoleran yang ingin menciptakan kegaduhan di NKRI,” pungkasnya. (*)
Subscribe to Updates
Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.