Wilispost.com- Konflik antara Iran dan Israel semakin memanas setelah Presiden AS Donald Trump memberi Iran waktu maksimum dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara AS. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Trump bisa mengambil keputusan sebelum batas waktu dua minggu berakhir.
“Saya memberi mereka waktu, dan saya akan mengatakan dua minggu adalah waktu maksimum,” kata Trump saat ditanya wartawan pada Jumat (20/6/2025).
Trump juga menyatakan bahwa Iran tidak ingin berbicara dengan Eropa, melainkan dengan AS. Ia mengecilkan kemungkinan meminta Israel untuk menghentikan serangannya karena Israel berada dalam posisi “menang”, seperti dilansir AFP pada Minggu (22/6/2025).
Baca Juga:
Konflik antara Iran dan Israel telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan akar sejarah yang kompleks dan beragam faktor yang memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Kedua negara ini terlibat dalam perang proksi, terutama di Suriah, di mana Israel secara rutin melancarkan serangan udara terhadap posisi militer Iran dan sekutunya.
Trump mengecilkan kemungkinan meminta Israel untuk menghentikan serangannya.
Selain itu, Trump menepis kemungkinan Eropa membuat perbedaan dalam konflik.
Bahkan pihak Iran menolak melakukan negosiasi dengan AS sampai Israel menghentikan serangan.
Terbaru pada Sabtu 21 Juni 2025 Iran telah meluncurkan serangan udara besar-besaran ke wilayah militer Israel menggunakan drone kamikaze Shahed-136. Terhadap sistem pertahanan udara Israel, termasuk Iron Dome, kewalahan menghadapi serangan ini.
Konflik antara Iran dan Israel juga berdampak pada ekonomi global.
Situasi ini tentunya akan sangat menentukan stabilitas regional dan global. Perkembangan selanjutnya akan terus dipantau dengan seksama.