Close Menu
Wilispost.com
  • Home
  • Baca Cepat
  • Login
Facebook X (Twitter) Instagram
Wilispost.com
  • Home
  • Baca Cepat
  • Login
Wilispost.com
Beranda » Bullying Merusak Masa Depan: Kenali Penyebab dan Dampaknya
Opini

Bullying Merusak Masa Depan: Kenali Penyebab dan Dampaknya

Yofa Hana ElmiskaBy Yofa Hana ElmiskaSabtu, 30 November 2024 14:45 WIBUpdated:Sabtu, 30 November 2024 14:58 WIB4 Mins Read
Facebook Twitter WhatsApp Copy Link
Ilustrasi: Bullying merusak masa depan.
Share
Facebook Twitter WhatsApp Copy Link

Wilispost.com – Bullying, menurut UNICEF, adalah pola perilaku, bukan insiden yang terjadi sekali-kali. Anak-anak yang melakukan bullying sering kali berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer, sehingga dapat menyalahgunakan posisinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bullying atau perundungan adalah tindakan mengganggu, menjahili, membuat susah, atau menyakiti orang lain secara fisik atau psikologis. Bullying bisa dilakukan secara verbal, sosial, atau fisik, dan dapat terjadi secara terus-menerus.

Bullying dapat terjadi di mana saja, seperti di sekolah, tempat kerja, lingkungan sosial, atau bahkan di dunia maya. Bullying bisa dilakukan oleh perorangan atau kelompok.

Perundungan biasanya dilakukan oleh orang yang lebih kuat atau memiliki status sosial yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer.

Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu “bull,” yang berarti banteng. Mungkin menurut Anda, bullying adalah hal yang sepele, tetapi tidak bagi mereka yang menjadi korban. Berdasarkan pengertian yang saya lampirkan di beberapa sumber di atas, jelas bahwa bullying sangat berbahaya untuk masa depan. Kasus perundungan ini terjadi di berbagai negara, salah satunya Indonesia, dan kebanyakan terjadi di sekolah.

Kasus perundungan di Indonesia, menurut data dari web sekolahmuridmerdeka.id, terbanyak berupa bullying fisik hingga 55,5%, diikuti dengan bullying verbal 29,3%, dan bullying psikologis mencapai 15,2%. Tingkat perundungan paling banyak terjadi di jenjang pendidikan SD, yaitu 26%, diikuti jenjang SMP 25%, dan siswa SMA 18,75%. Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang tahun 2023. Data ini meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan 226 kasus pada 2022, 53 kasus pada 2021, dan 119 kasus pada 2020. Ironisnya, kasus bullying terus meningkat dari tahun ke tahun.

Masa sekolah yang seharusnya menjadi masa yang indah, kenyataannya tidak begitu bagi sebagian anak. Masa sekolah hanya menjadi waktu penuh ketakutan, kecemasan, dan penderitaan akibat perundungan dan intimidasi. Sebagian korban perundungan bahkan putus sekolah, seperti yang saya baca dari website Tekno Tempo yang melaporkan 700 anak SMP di Pandeglang putus sekolah akibat bullying dan kekerasan seksual.

Tidak hanya itu, ada juga kasus siswa SMA yang dibuli hingga masuk rumah sakit jiwa, yang dilaporkan oleh Detik News, hingga KPAI menyoroti perlindungan sekolah. Ketika saya duduk di bangku SMP, saya juga menyaksikan kasus bullying yang membuat korban keluar dari sekolah, bahkan saya sendiri pernah menjadi korban bullying saat masih di SD.

Beberapa faktor penyebab bullying, menurut website Alodokter, antara lain:

  1. Pernah melihat orang lain melakukan kekerasan.
  2. Kesalahan pola asuh keluarga yang terlalu keras.
  3. Pernah menjadi korban bullying.
  4. Kurang mendapat perhatian dari keluarga dan orang di sekitarnya.
  5. Ingin memiliki kekuasaan dan memegang kendali.
  6. Ingin dianggap populer.
  7. Kurang edukasi dan empati.

Itulah beberapa faktor penyebab bullying yang menurut saya benar, karena pernah terjadi dalam kehidupan saya. Sekarang, stop menganggap sepele hal ini karena sangat berbahaya bagi masa depan korban perundungan. Mereka bisa merasa takut untuk bersekolah dan melanjutkan masa depan yang diinginkan. Mental mereka bisa rusak, bahkan hingga harus masuk rumah sakit jiwa. Mari bersama-sama memutuskan rantai perundungan yang sedang terjadi, dengan melihat masalah ini dari berbagai sudut pandang, bukan hanya dari satu sisi.

Jika bukan kita yang memulai, siapa lagi yang akan memutuskan rantai ini? Harapan para korban hanya kepada kita, yang tidak terkena dampaknya. Meskipun mental mereka mungkin sudah terganggu dan masa depannya hancur, setidaknya mereka tidak akan lagi mengalami perundungan dan bisa hidup dengan aman. Mari bangkitkan semangat mereka dengan berteman baik, tidak melihat status sosial, saling mendukung, dan menggandeng tangan mereka satu per satu agar masa depan mereka terwujud. Bagaimana caranya? Dengan tidak memandang status sosial, mengajarkan anak-anak untuk menghargai perbedaan, memberi tahu mereka bahwa perundungan itu buruk, selalu mendampingi korban, tidak bertindak kasar, memberikan rasa perlindungan yang aman, dan menyosialisasikan dampak buruk bullying.

Bullying Dampak Bullying Empati Generasi Muda Kesadaran Sosial Kesehatan Mental Masa Depan Anak Mencegah Bullying Pendidikan Perlindungan Anak Perundungan Sekolah Aman Stop Bullying
Share. Facebook Twitter WhatsApp Copy Link
Previous ArticleNitrit Sebagai Penstabil Warna Produk Daging: Apakah Berbahaya Bagi Kesehatan?
Next Article Dampak Media Sosial pada Remaja: Peluang atau Ancaman?
Yofa Hana Elmiska

Related Posts

Opini

PWI Kota Tangerang Selatan Kecam Pengeroyokan Wartawan di Serang Banten

By AdminKamis, 21 Agustus 2025 21:30 WIB
Opini

PWI Banten Desak Penegakan Hukum atas Kasus Pengeroyokan Wartawan di Serang

By AdminKamis, 21 Agustus 2025 21:09 WIB
Opini

Pjs Kades Dinilai Gagal Jalankan Tugas, Tokoh Pemuda Pandeglang Desak Pemkab Segera Bertindak

By AdminSenin, 28 April 2025 13:08 WIB
Opini

Kekayaan Elon Musk Tak Bisa Menandingi Keutamaan Sholat Sunnah Qobliyah Subuh

By NawahiSenin, 17 Maret 2025 05:01 WIB
Regional

Suasana Meriah di Hari Kedua Gebyar Ramadhan 1446 H, Desa Sindangheula Gelar MTQ

By AdminJumat, 14 Maret 2025 22:20 WIB
Regional

Teknologi Digital Dorong Inovasi dalam Pendidikan Dasar

By AdminSelasa, 4 Maret 2025 15:43 WIB
New Comments

    A Group Member of Kagemi.id

    Facebook X (Twitter) Instagram

    Kanal

    • Hak Koreksi & Hak Jawab
    • Peta Situs
    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • Info Iklan
    • Kontak
    • Karir
    • Disclaimer
    • Kebijakan Privasi
    • Kebijakan Editorial

    Trending

    Akhir dari Pelarian: Johnny Kainde Alias Jonathan Ditangkap Jaksa

    Arjaya Berkah Marine, Galangan Kapal  dengan Teknologi Mutakhir dan Komitmen Lingkungan

    Rahasia Gelatinisasi: Proses Sihir Pati yang Menjadikan Makanan Lebih Nikmat

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    • Daftar Akun
    • Login
    • Kebijakan Privasi
    • Syarat Penggunaan
    • Aksesibilitas

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.